latah
pada tahun 98-an, hampir semua orang menghujat suharto. belum lega rasanya, kalau belum pernah misui suharto. saat itu, orang ramai-ramai beranggapan, seakan orang yang paling berhak dihujat adalah suharto.
eh, saiki... orang yang tadinya paling keras mengecam suharto, di depan podium, di depan kerumunan orang banyak, lah kok paling kenceng juga mbelani suharto. ... maafkan pak harto, ampuni suharto... lupakan kesalahan-ksalahan soeharto....
bangsa apa kita ini, saudara-saudara...
eh, saiki... orang yang tadinya paling keras mengecam suharto, di depan podium, di depan kerumunan orang banyak, lah kok paling kenceng juga mbelani suharto. ... maafkan pak harto, ampuni suharto... lupakan kesalahan-ksalahan soeharto....
bangsa apa kita ini, saudara-saudara...
Komentar
memang begitu lazimnya.kebencian, dendam dan permusuhan akan berakhir sebaik hamba itu menyahut seruan ilahi. Dianggap tiada kesalahan lagi sebaik si dia menutup mata dan tidak celik lagi. itulah bangsa kita, bangsa yang mudah memaafkan. bersyukurlah kita tergolong dalam golongan hambaNya yang begitu.