Al-Quran dan Literasi
Cover Al-Qur'an, dan Literasi |
Jelasnya, motivasi,
tamsil, perintah membaca dan menulis dalam Al-Qur'an serta kerja keras Nabi
Muhammad kemudian melahirkan masyarakat Islam yang terdidik. Karena proses
pewahyuan dan penyerapan al-Qur'an, misalnya, sistem tulisan Arab menjadi
sempurna. Indikatornya, terjadi kodifikasi jumlah dan bentuk huruf (abjad)
Arab, penyempurnaan sistem huruf Arab (syakl, nuqthah) dan
dibukukannya ilmu nahwu. Bahkan setelah itu muncul kesadaran (semangat) untuk mempelajari
ilmu pengetahuan di lingkungan umat Islam. Maka, muncul disiplin ulumul Qur'an,
ulumut tafsir, penulisan kitab-kitab tafsir, penulisan hadis Nabi, sirah Nabi,
penerjemahan buku-buku karya para filsuf Yunani, dan lain-lain. Dari sini,
kelak lahir peradaban ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Buku ini lahir
dari proses pembacaan terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang berbicara perintah,
motivasi dan inspirasi tradisi literasi. Ayat ini diposisikan sebagai embrio
dimulainya proses penciptaan peradaban ilmu pengetahuan Islam; dikaji dengan
pendekatan tafsîr maudhû'i. Buku-buku ulumul Qur’an, sejarah al-Qur'an (târikh
al-Qur'ân) dan sejarah masyarakat Arab yang menceritakan perkembangan lahirnya
ilmu-ilmu dalam Islam penulis kaji dengan pendekatan sosial historis.
Penulis memberi
perhatian lebih dan sangat terbantu dengan literatur yang merangkum sejarah para
penulis keislaman awal dan karya intelektualnya: al-Fihrist karya
al-Nadîm (m. 380 H) dan Kasyf al-Zhunûn karya Hâjî Khalîfah (m.
1067 H). Setidaknya dari dua buku ini, penulis menghitung dan memprediksi sampai
seberapa besar perkembangan literasi Arab pasca al-Qur'an turun—yang ditandai
dengan terbitnya buku-buku keislaman.
Sekali lagi, kajian dalam buku ini menarik dan
penting, karena pembahasan tradisi literasi Arab kurang mendapat perhatian
dalam disiplin ulumul Qur'an. Sedari awal, peran literasi Arab begitu penting
terhadap proses perkembangan ulumul Qur'an (di satu sisi) serta peradaban Islam
secara umum (di sisi yang lain) sehingga tetap bertahan hingga saat ini.
Penulis berharap, pembahasan dalam buku ini menjadi
tawaran baru bagi perkembangan dan perluasan pembahasan ulumul Qur'an, khususnya
dalam bidang literasi Arab. Buku ini diharapkan memberi manfaat bagi umat
muslim secara luas, khususnya para pengkaji dan pemerhati ulumul Qur'an dan
terutama lagi yang menaruh konsentrasi lebih dalam bidang literasi. Atau
setidaknya, buku ini menjadi semacam motivasi umat muslim agar senantiasa tidak
bosan mengkaji kitab suci al-Qur'an. Karena dengan mengkaji kitab ini,
kesempatan untuk membangun kualitas umat Islam di masa yang akan datang semakin
terbuka lebar.
Betapapun, buku
ini diharapkan dapat menyumbangkan wawasan baru bagi khazanah/kajian ulumul
Qur'an, terutama dalam bahasan jam’
al-Qur'ân bi al-kitâbah—yang dalam buku ini ditemukan relevansinya dengan
perkembangan literasi Arab. Semoga usaha penulisan buku ini menjadi amal baik
penulis. Wallâh a’lam bi al-shawâb.
Selamat
membaca.
Komentar