belajar kepada kiai sepuh

jum'at yang lalu saya satu forum dengan seorang kawan dari kota semarang. z.r. sebut saja demikian. dia dulunya santri senior di pesantren kesohor di kawasan kabupaten pati utara. obrolan santai kami sampai kepada cerita-cerita mengenai sisi-sisi laen dari para kiai sepuh yang jarang terekspos oleh publik. kiai abdullah salam dan kiai sahal mahfudh. keduanya sesepuh yang berdiam di kajen, pati, jawa tengah, indonesia. dalam pengamatan teman saya tadi, dua tokoh ini menyatu menjadi kekuatan luar biasa, setelah sebelumnya masing-masing mengambil peran yang bisa saling melengkapi. kiai abdullah salam mengambil peran pada wilayah irasional (batin), sementara kiai sahal memantapkan diri pada wilayah analisis-rasional-intelektua. kombinasi ini mampu membawa gerbong besar bernama pesantren-madrasah mathali'ul falah menjadi semacam dinasti perguruan islam yang besar dan berpengaruh. terjaga sisi tradisi keilmuan islamnya. namun juga tetap berisi di wilayah spiritualitasnya.
masih dalam hasil analisis ringan dan pembicaraan saya dengan teman tadi. untuk sampai kepada capaian dimensi masing-masing, kedua tokoh ini konon sama-sama melewati proses panjang bernama belajar dan lelakon. belajar karena memang keduanya jelas melakukan kajian keilmuwan islam berbasis pesantren. sementara lelakon karena mereka berdua pernah mengalami masa-masa menempa diri pada bidang spiritual/rohani. dalam penuturan teman saya tadi. ada dua lelaku yang sangat menonjol. pertama, berpuasa. kedua, terjaga dari tidur pulas pada malam hari. keduanya mensyaratkan bertafakur, berdzikir dan berdoa kepada allah atas segalam hal yang ingin dicapai. *** obrolan kami juga sampai kepada bahasan pentingnya mempertemukan anak keturunan kita dengan figur-figur yang bisa menginspirasi mereka kelas setelah dewasa. di sini, sangat baik dan perlu mencarikan guru dan kiai yang berpengaruh dan pakar untuk anak-anak kita. meskipun demikian, anak-anak kita juga perlu memiliki kenangan dan kesan kepada kita, orang tuanya. artinya, sebagai orang tua biologis, perlu melengkapi status kita juga sebagai orang tua ideologis. wallahu a'lam.

Komentar

Postingan Populer