Perjalanan: Prawata dan Butuh

Mendekatkan Prawata dan Butuh
Oleh Ali Romdhoni

***

Prawata dan Butuh memiliki hubungan erat yang disatukan oleh dua tokoh pentig, yaitu Raden Bagus Hadi Mukmin dan Raden Hadi Wijaya. Iya, keduanya menyandang nama depan 'Hadi' (dan ada satu tokoh lagi yang juga memiliki nama 'Hadi", yaitu Hadi Rin, suami Putri Kalinyamat).


Kayu bertuah yang digunakan Mas Karebet sebagai Getek legendaris itu (2019)

Pangeran Hadi Mukmin adalah putra Raja Demak ke-3 Sultan Trenggono (1483-1546), dan cucu pendiri Kesultanan Demak Raden Fatah (1455-1518). Dari jalur ibu, Raden Mukmin adalah cucu Sunan Kalijaga (lahir 1450-an). Kelak, Mukmin menjadi penerus sang ayah, menjadi Sultan Demak ke-4 dan namanya lebih mashur sebagai Sunan Prawata.

Sedangkan Pangeran Hadi Wijaya tidak lain adalah Jaka Tingkir atau Raden Mas Karebet. Kelak dia diambil menantu Sultan Trenggono dan dengan demikian menjadi adik ipar Sunan Prawoto. Hubungan antara Hadi Mukmin dan Hadi Wijaya tidak berhenti di situ.


Di gerbang pesarean Kanjeng Sultan Hadi Wijaya di Butuh (2019)

Hadi Mukmin dan Hadi Wijaya (serta Hadi Rin) sama-sama berguru kepada Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus, namun Hadi Wijaya lebih sebagai yunior Hadi Mukmin, dan dalam batas-batas tertentu Hadi Wijaya adalah kader yang disiapkan Hadi Mukmin. Karena itu, kelak yang melanjutkan kepemimpinan di Kesultanan Demak pasca Sultan Hadi Mukmin adalah Hadi Wijaya.

Di komplek Makam Sultan Hadi Wijaya di Butuh (2019)

Komentar

Postingan Populer