kajian Islam di barat


Orientalisme dan Kajian Islam di Barat
Oleh ALI ROMDHONI

Kemunculan orientalisme dilatarbelakangi, antara lain, akibat perang Salib, yaitu ketika mulai terjadi pergesekan politik dan agama antara Islam dan Kristen di Palestina. Menurut beberapa sumber, permusuhan politik berkecamuk antara umat Islam dan Kristen selama pemerintahan Nuruddin Zanki dan Shalahuddin Al Ayyubi. Karena kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Kristen, maka semangat membalas dendam tetap membara selama berabad-abad (Azim Nanji, 2003).
Penyebab lain adalah factor kolonialiasme. Maksudnya, orientalisme muncul diproyeksikan untuk kepentingan penjajahan Eropa terhadap negara-negara Arab dan Islam di Timur, Afrika Utara dan Asia Tenggara. Selanjutnya Eropa juga berkepentingan untuk memahami adat istiadat dan agama bangsa-bangsa jajahan demi memperkokoh kekuasaan dan dominasi ekonomi mereka pada bangsa-bangsa terjajah. Menurut Edward W Said, orientalisme tidak terletak dalam suatu ruang hampa budaya; ia merupakan kenyataan politik dan budaya (Edward W Said, 1996).
Secara garis besar tujuan orientalis terbagi tiga, yaitu: pertama, untuk kepentingan penjajahan; kedua, untuk kepentingan agama mereka; dan ketiga, untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Untuk kepentingan penjajahan tergambar dari penelitian-penelitian serius yang dilakukan para orientalis. Dalam kasus Indonesia, Snouck Hurgronye merupakan bukti nyata. Hurgronye, oleh pemerintah colonial Belanda, diberi kepercayaan untuk mengkaji Islam, hingga menetap di Mekkah bertahun-tahun. Tujuan pengkajiannya tidak lain kecuali untuk melemahkan perlawanan umat Islam terhadap colonial Belanda serta mengobrak-abrik pertahanan persatuan dan pertahanan kaum muslim dengan politik belah bambunya (Hamid Algadri, 1984).
Sudah banyak pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai hal ini: respon atas orientalisme dengan berbagai argument serta pro dan kontra. Makalah tipis ini bermaksud menyajikan sekilas gambaran kajian keislaman di Barat. Kajian ini menjadi menarik karena menceritakan studi keislaman di Barat, satu wilayah/ negara-negara yang dikenal sebagai sarang orientalis.

ALI ROMDHONI
Mahasiswa Magister (s2) Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta

Artikel seutuhnya ada pada penulis dan tidak ditampilkan demi keamanan data. Mohon maklum (2 Juni 2009)


Komentar

Postingan Populer