tafsir kontemporer


Nashr Hamid Abu Zayd
Tentang Tafsir Kontemporer

Oleh ALI ROMDHONI


Sekilas tentang Nashr Hamid Abu Zayd
Nashr Hamid Abu Zayd lahir di Tantra, Mesir, pada tanggal 7 Oktober 1943. Konon, sejak kecil, dia adalah anak yang pendiam. Sedari remaja, ia sudah tertarik pada dunia sastra dan sangat berminat dengan kajian bahasa dan filsafat.
[1] Tidak aneh ketika kemudian dia menempuh pendidikan tinggi, dari S1 sampai S3 di Jurusan Sastra Arab, Universitas Kairo. Dan sejak 1972, dia mengabdi sebagai dosen di almamaternya ini.
Pada tahun 1978 dia memperoleh beasiswa untuk penelitian doktoralnya di Institute of Middle Eastern Studies, University of Pennsylvania, Philadelphia. Selama kurang lebih dua tahun (1978-1980) Nashr Hamid tinggal di Amerika. Ia juga pernah menjadi dosen tamu di Universitas Osaka, Jepang. Di sana ia mengajar Bahasa Arab selama empat tahun (Maret 1985-Juli 1989).
Nashr Hamid mengakui, pengalamannya belajar di Amerika sangat berharga. Di negeri Paman Sam itu ia mengenal dan/ atau mempelajari filsafat dan hermeneutika. Baginya, hermeneutika adalah ilmu baru yang telah membuka matanya.
Menurut Nashr Hamid, "My academic experience in the [United] States turned out to be quite fruitful. I did a lot of reading on my own, especially in the fields of philosophy and hermeneutics. Hermeneutics, the science of interpreting texts, opened up a brand-new world for me." (Artinya, Pengalaman akademiku di USA sangat bermanfaat. Aku banyak membaca, terutama di bidang filsafat dan hermeneutics. Hermeneutics, ilmu pengetahuan menginterpretasikan teks, telah membuka suatu dunia yang amat baru untuk aku).
[2]
Menurut penulis, dengan sejarah minat dan pendidikannya itulah, Nashr Hamid kemudian fokus pada perangkat metodologi analisa wacana dan dinamika teori teks dalam hermeneutika. Penulis melihat, Nashr Hamid banyak terinspirasi dari para pemikir Prancis dengan intelektual semacam Derrida, Arkoun, selain juga terinspirasi oleh ilmuwan Hasan Hanafi.

ALI ROMDHONI

Mahasiswa Magister (s2) Ulumul Qur’an Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta

Artikel seutuhnya ada pada penulis dan tidak ditampilkan demi keamanan data. Mohon maklum (2 Juni 2009)

Komentar

Postingan Populer