anak negeri


Mencari Kemuliaan di Negeri Orang
oleh ALI ROMDHONI

Para penyalur tenaga kerja Indonesia/Wanita (yang legal dan illegal) tak henti-hentinya mencari korban. Keluar masuk kampung-kampung kumuh mencari gadis pinggiran untuk disalurkan kepada para majikan garang di seberang. Beratus, bahkan beribu atau berjuta penghuni negeri ini antri mendapat tiket ke Malaysia, Brunei, Hongkong, Singapura, Arab, Kuwait, atau ke belahan Dunia lainnya.

Sementara departemen dan instansi pemerintah sibuk membayar tim penguji para cerdik yang gila sekolah di negarane wong bule. Peminat program ini tak kalah banyak dengan para TKI/ TKW.
Dua kelompok ini berbeda tipis. Kalau yang pertama adalah representasi masyarakat awam, kumuh, dan para pekerja kasar, maka yang kedua adalah masyarakat terpelajar, berdasi, dan dibayar karena bersekolah. Kalau kelompok pertama berangkat atas inisiatif dan modal sendiri, maka yang kedua atas inisiatif sendiri namun ada sendikit intervensi dan uluran tangan dari pemerintah dan negara yang dituju. Kalau yang pertama tidak ada yang memintai pertanggungjawaban kecuali keluarga dan ahli waris, maka yang kedua memiliki beban moral dan tanggungjawab menyumbangkan ilmunya untuk negeri yang makin buruk ini.

Apakah negeri ini sudah sedemikian peot, kusut, kriput, njempirut sehingga tidak menyisakan rona cantik sedikit pun. Sehingga anak-anaknya lebih memilih jadi perantau di negeri liyan? Mana kontribusi anak-anak pilihan negeri ini yang sudah sekian tahun ngangsu kaweruh di negeri sana? Sungguh amat disayangkan apabila mereka hanya menambah daftar 'manusia busuk' yang memenuhi percaturan politik di Nusantara ini.

Apabila dilacak lebih jauh, semua berpangkal pada kemiskinan anak negeri ini. Yah..., miskin nurani dan materi. Semoga Allah melapangkan jalan hidup kita, Amin.

Komentar

Postingan Populer