cheng ho


Menciptakan 'Segi Tiga Peradaban Dunia' di Jateng
Jejak Cheng Ho (Semarang), Borobudur (Magelang) dan Keraton Surakarta Hadiningrat (Solo)

Oleh ALI ROMDHONI

Tidak berlebihan apa bila tanah Jawa disebut-sebut sebagai bumi pinilih (terpilih atau pilihan), setidaknya di kawasan Indonesia dan Asia. Terlebih Jawa bagian Tengah atau Jawa Tengah. Disampaing tanahnya yang subur dan makmur, ijo royo-royo gemah ripah loh jinawi, berbagai keistimewaan serta keajaiban besar dunia pun tumbuh di dalamnya. Istimewa karena tidak bisa ditemui di tempat lain di belahan dunia mana pun. Ajaib karena dalam kemunculannya dikelilingi cerita atau dongeng mistik yang kadang sulit dicerna akal sehat.


Keistimewaan dan keajaiban itu masih bisa dijumpai sampai sekarang. Seperti Candi Borobudur yang dibangun oleh Dinasti Sailendra dan Wangsa Sanjaya sekitar abad ke-7 Masehi, sebagai symbol perdamaian dan persaudaraan dua kerajaan dalam wujud bangunan tempat ibadah, serta candi-candi lain yang tersebar di berbagai tempat di Jawa Tengah.

Selain candi ada juga Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai pewaris --atau lebih tepatnya penerus-- kerajaan-kerajaan yang pernah menjadi symbol kedaulatan bumi Nusantara; Mataram Hindu (kira-kira tahun 700-an M.) sampai Mataram Islam (1586-1900-an M.). Terpilihnya Solo sebagai tempat dibangunnya Keraton, konon bukan tanpa alasan. Solo merupakan tempat yang dikelilingi gunung berapi serta secara geografis dekat dengan bersemayamnya penguasa laut selatan, backing penguasa raja Mataram saat itu. Dan masih banyak lagi keistimewaan dan keajaiban lain.


Artikel seutuhnya ada pada penulis dan tidak ditampilkan demi keamanan data. Mohon maklum (2 Juni 2009)


ALI ROMDHONI

Pemerhati masalah budaya

Komentar

Postingan Populer