musium

Menjadikan Museum sebagai Point of Interest

Oleh ALI ROMDHONI

Kesan yang muncul di benak ketika mendengar kata museum, biasanya, adalah gedung tua, usang, benda-benda bekas, warna sepia (coklat tua), kuno, tidak gaul, dan berbagai pemandangan yang membosankan. Akibatnya, museum menjadi tempat yang kurang diminati, terutama bagi kalangan anak muda dan remaja.
Sejauh penelusuran penulis, animo masyarakat terhadap beberapa museum yang ada di Semarang: Museum Ronggowarsito di dekat bundaran Kalibanteng, Museum Mandala Bhakti di Jl. Sugiyo Pranoto No. 2, Meseum (milik pabrik jamu) Nyonya Meneer di Jl. Raya Kaligawe Km. 4, dan Museum Rekor Indonesia atau MURI di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 279 bisa dikatakan masih rendah. Mereka yang datang ke museum rata-rata siswa sekolah. Itu pun atas ajakan para guru mereka (program sekolah), bukan keinginan pribadi.
Hal ini tentu sangat disayangkan. Karena sebenarnya dari museum bisa diperoleh banyak manfaat, mulai sekedar melihat benda bersejarah, melakukan riset (penelitian), sebagai laboratorium budaya, pusat dokumen (arsip), sanggar tari, sampai sebagai perpustakaan.
Di museum itu pula terdapat dokumen sejarah yang menyimpan rahasia (kegagalan dan kesuksesan) generasi terdahulu. Selain itu, untuk membantu menemukan hal-hal baru yang bermanfaat di masa kini, salah satunya, bisa dilakukan dengan mengunjungi tempat penyimpanan benda bersejarah, museum.


Artikel seutuhnya ada pada penulis dan tidak ditampilkan demi keamanan data. Mohon maklum (2 Juni 2009)


ALI ROMDHONI
Peminat dan Pemerhati Perkembangan Museum di Semarang. aliromdhoni@yahoo.com

Komentar

Postingan Populer