tajuk & kolom


Menulis Tajuk dan Kolom
Oleh JETEHA dan ALI ROMDHONI


Tajuk dan Kolom adalah dua hal yang berbeda. Namun keduanya memilki kesamaan. Yaitu pengantar opini kepada pembaca. Keduanya muncul dari perenugan “sang Penulis” yang mendalam tentang suatu masalah dan fenomen sosial.
* * *
Tajuk, atau Tajuk Rencana, atau Editorial, adalah jenis tulisan yang berisikan ulasan, pandangan, dan sikap redaksi tentang peristiwa atau moment yang terjadi atau ada di masyarakat, yang aktual dan termuat di medianya.
Karena itu Tajuk merupakan opini dari media yang bersangkutan, bukan pendapat sang penulis. Sehingga inisial si penulis tidak dicantumkan.
Tulisan Tajuk ini menjadi tulisan pokok dalam suatu media. Karenanya Paul Greenbeg, seorang wartawan yang mendapat hadiah Pulitzer, mengatakan: bahwa Tajuk adalah ‘jantung atau jiwa dari suatu media’, yang menunjukkan karakter atau watak media tersebut.
Sebagai sebuah pandangan yang mewakili institusinya, penulis Tajuk harus mampu menerjemahkan kebijakan institusional media yang bersangkutan. Sehingga penulis Tajuk biasanya adalah wartwan-wartawan pilihan atau senior. Misalnya Pimred atau Redpel. Karena itu penulis Tajuk tidak bisa semaunya beropini dalam tulisan ini. Bahkan terkadang untuk penulisan Tajuk ini, redaksi membentuk tim yang terdiri dari tiga atau lebih wartawan pilihan.
Fungsi Tajuk Tencana adalah memberikan informasi dan mengarahkan opini publik. Ia mengajukan interpretasi atas peristiwa, kejadian, dan berita yang aktual kepada pembacanya. Tajuk harus dapat menjadi penambah wawasan si pembaca dalam proses perumusan dan pengambilan kebijakan di lingkungannya. Maka Tajuk harus memiliki kekayaan visi dan dimensi.
Sifat analitisnya, bahkan tidak jarang menjadikan alternatif-alternatif pandanangan, sehingga menjadi bahan diskusi intlektual dan dialog yang demokratis. Karena itu sebuah Tajuk harus memiliki kedalaman dan keluasan, bahkan bahkan ketajaman ulasan, --walaupun dalam tulisan yang singkat-- dalam mengapresiasi dan menganalisa masalah. Sehingga Tajuk dalam tulisannya bersifat serius dn lugas, efektif dan efisien.
Materi Tajuk tidak dibatsi dalam masalah-masalah tertentu. Dari masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, filsafat, etika, sastra, bahkan agama sekalipun. Ruang lingkupnya pun tidak hanya terbatas masalah nasional, tetapi juga lokal, bahkan bisa internasional.
Tajuk musti memiliki kepekaan, dan kecenderungan peduli terhadap peristiwa, atau moment yang ada di masyarakat. Karena itu seorang penulis Tajuk musti dipilih seorang atau beberapa orang yang selalu aktif, peka, peduli, gelisah, dan reflektif terhadap persaoalan yang ada.
Sebagai wakil dari media, Tajuk musti bersifat arif bijaksana. Arif dalam pengolahan dan penggunaan bahasa. Sehingga tidah memojokkan, apa lagi menghakimi. Bersikap seimbang antara kritik dan pujian, serta jauh dari sikap provokatif radikal.
Dan setiap redaksi memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam penulisan Tajuknya. Baik panjang-pendek, maupun kesimpulan dari ulasannya. Ada yang memberi alternatif, namun tidak sedikit yang menghindari, dan menyerahkan kepada pembaca untuk menentukan sikap dan kesimpulan.
* * *
Berbeda dengan Tajuk yang merupakan opini redaksi, Kolom benar-benar opini pribadi si penulis. Walaupun sama-sama tentang masalah yang ada dilingkungannya, Kolom lebih sering terjadi dalam bentuk bahasa yang reflektif, bahkan santai.
Bentuk Kolom yang sering muncul, setidaknya ada:
- Naratif, ada setting dengan pemunculan tokoh-tokoh yang membawa ide dengan karakter yang khas dalam dialog.
- Reflektif, perenungan dengan bahasa dirinya sedniri, mencermati ide atau masalah yang muncul.
- Dialoh langsung, --atau, lebih tepatnya monolog--, pembahasan ide dalam bentuk tanya jawab yang reflektif dan santai.
- Analitik, analisa denga landasan berfikir yang lugas tentang ide. Tetapi bukan berarti yang lain bukan tidak lewat analisa. Bahkan Kolom yang baik adalah hasil dari analisa, walau analisa persaan dan perenungan.
Walaupun ditulis dalam bentuk yang bermacam-macam, sifat Kolom adalah kedalaman pengungkapan ide, sehingga sebuah tulisan Kolom benar-benar menjadi opini yang mencerahkan. Bahkan membentuk pemahaman yang mendalam dan membawa pembaca dalamperenungan.
Kolom menyoroti persoalan yang muncul di lingkungannya sebagai sebuah kritik, gambaran, wawasan, analisa, usulan altrnatif, bahkan peringatan. Sehingga bentuk referensi sering tidak dipakai, melainkan inferensi saja.
Kebanyak, Kolom, --terutama yang bukan analitik--, menggunakan bahasa yang reflektif, menyentuh persasaan, mengikat emosional, bahkan “nyastera”. Sehingga, tidak jarang terjadi ambiguitas bahasa, yang semakin mencerahkan wawasan pembacanya dengan berbagai dimensi.
Sebagai sebuah tuilisan opini, Kolom sangat bersifat subyektif. Namun, sebagai tulisan yang dipublikasikan, Kolom musti besifat arif bijaksna, juga dalam penulisannya. Selain --tentu saja-- memenuhi standar teknis, seperti ide, bahasa, ruang, dan teknis penulisan.[dh]

Komentar

Postingan Populer