dendam

Dendam
oleh ALI ROMDHONI


Syahdan, seorang bocah pulang sekolah dengan menangis. Sesampainya dia di rumah, ayahnya bertanya: “Kenapa menangis, nak?” Dengan sesenggukan bocah itu menjawab: “Aku diejek temanku,si A.” Mendengar jawaban itu, si ayah menyuruh bocah itu menancapkan sebuah paku di pohon mangga di depan rumah.
Bocah itu terheran-heran. Dilapori anaknya telah diejek orang, kok menyuruh menancapkan paku di pohon. “Apa hubungannya?” pikir anak itu.
Esok harinya, anak itu pulang dari sekolah masih dengan menangis. “Ada apa lagi?” tanya si ayah. “Si B mencubitku,” jawab bocah itu. “Tancapkan sebuah paku di pohon itu lagi,” timpal sang ayah. Kejadian seperti itu terus terjadi hingga batang pohon mangga di depan rumah penuh paku yang menancap.
Suatu ketika, bocah tadi pulang sekolah dengan wajah berseri. Melihat keceriaan anaknya, si ayah menyapa dengan hangat: “Bagaimana sekolahmu hari ini, anakku?” Dengan semangat anak itu menjawab: “Si A tidak mengejekku lagi, ayah.” Ayahnya berkata: “Kalau begitu, cabut satu paku dari pohon itu.”
Besoknya lagi bocah itu pulang dari sekolah dan cerita pada ayahnya bahwa Si B tidak lagi mencubit. Si Ayah kemudian menyuruh untuk mencabut sebuah paku lagi dari pohon.
Begitulah yang terjadi, sampai akhirnya paku-paku yang semula menancap di pohon habis. Yang tertinggal hanya bekas tusukan.
Cerita di atas memberi pelajaran, bahwa kita jangan seperti pohon yang penuh dengan bekas luka tusukan. Pohon itu ibarat hati kita, yang juga bisa terlukai dan membekas. Tetapi hati manusia bisa membersihkan bekas luka tusukan itu, yaitu dengan cara memaafkan orang yang menyakiti kita.
Allah berfirman dalam Al Qur’an: ”Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim” (QS. As Syura/42: 40).
Menyimpan dendam dalam hati, hanya akan menjadikan hidup ini tambah sengsara. Sementara memaafkan adalah sikap mulia yang membawa kepada kedamaian hidup.
Memaafkan orang lain juga sangat disukai oleh Allah. Dia berfirman: ”...Orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (QS. As Syura/42: 43).
Karena itu, tidaklah baik memendam dendam atas kesalahan saudara kita. Bukankah Allah selalu menerima taubat para hamba-Nya? ”...Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa” (Al Nisa'/4: 149).
Semoga kita termasuk orang-orang yang mau memberi maaf dan dimaafkan oleh Allah ’Azza wa Jalla. Amin ya rabb al’ alamin.

Komentar

Postingan Populer