lokalitas

Melestarikan Budaya Lokal, Meneguhkan Bangsa Multikultural

Oleh ALI ROMDHONI

Perkembangan bahasa Jawa dialek Banyumasan (bahasa ngapak), yang terancam ditinggalakan secara berangsur-angsur oleh mayoritas masyarakatnya. Masyarakat Banyumas menganggap rendah (inferior) dan malu menggunakan bahasanya sendiri dan lebih memilih menggunakan bahasa daerah lain, seperti Solo dan Yogyakarta yang dianggap lebih halus dan berperadaban.
Perasaan inferior ini ternyata berkembang tidak hanya pada bahasa, tetapi budaya Banyumas secara keseluruhan. Akibatnya, masyarakat Banyumas menyembunyikan jati dirinya sebagai orang Banyumas ketika berhadapan dengan orang dari daerah lain. Menurut Fajar W, sebagai identitas daerah dan alat transformasi masyarakat Banyumas, bahasa lokal Banyumasan dapat dijadikan modal awal membangun budaya Banyumas secara keseluruhan dan mewujudkan masyarakat yang unggul dan berperadaban (Fajar Widodo, Melestarikan Dialek Lokal Banyumasan, Kompas Jawa Tengah, 2 Agustus 2005.
Jayalah Bangsaku Indonesia.

ALI ROMDHONI
Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya

Artikel seutuhnya ada pada penulis dan tidak ditampilkan demi keamanan data. Mohon maklum (2 Juni 2009)


Komentar

Postingan Populer