walisongo & hindhu

AMANAT, Edisi 101/ Agustus 2004
Walisongo Toleran terhadap Hindhu Bali
Wawancara Ali Romdhoni dengan H Musaddad [Budayawan Bali]

Bisa diceritakan sejarah awal mula tumbuhnya Islam di Pulau Bali?
Berbicara Islam di pulau Bali tidak bisa melupakan sosok Syarif Abdullah Ihya al Badri atau Syarif tua. Dia adalah putra mahkota dari kerajaan Ternate. Pada awalnya pengembaraannya hanya untuk melancong dan membebaskan masyarakat Bali dari penjajahan Belanda. Tetapi akhirnya mengenalkan Islam pada masyarakat Bali. Sampai akhirnya dia terlibat dalam pemerintahan kerajaan Bali, yaitu Pure Negari.

Bagaimana hubungan antara kerajaan Bali dan Ternate?
Hubungan yang ada dulu hanya sebatas perdagangan.

Hubungan itu terjalin mulai kapan?
Setau saya semenjak Jawa dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit

Bisa diceritakan perihal sosok seorang Syarif Abdullah Ihya al Badri?
Syarif Abdullah ihya al badri adalah seorang putra mahkota yang menguasai strategi perang dan pemerintahan. Tetapi sebagaimana yang saya dengar, dalam kehidupan sehari-hari, dia lebih menonjolkan tindak- tanduknya sebagai seorang ahli tasawwuf yang alim.

Kalau begitu kultur Islam di Bali ?
Kultur Islam di Bali adalah kultur ternate.

Bukan Jawa?
Bukan.

Ketika pulau Jawa dibawah pemerintahan Kerajaan Majapahit, bagaimana kondisi pulau bali saat itu?
Saat itu yang berkuasa penuh kerajaan Majapahit, namun Bali dibawah kekuasaan kadipaten Belambangan. Ya karena letak geografisnya lebih dekat dengan Belambangan.

Kenapa Walisongo ketika menyebarkan Islam di Jawa, tidak sampai merambah ke Bali?
Saya tidak tahu persisi soal itu.

Apakah ada kaitannya dengan perjalanan penyebaran Walisongo yang tidak mau merambah daerah selatan pulau Jawa?
Pada saat saya menjadi pemandu pameran budaya di Senayan tahun 1995, saya bertemu dengan teman-teman seprofesi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sempat ada perbincangan menarik soal ini. Konon, waktu itu para penganut agama Hindu yang tidak menerima ajaran Islam, oleh Walisongo dibiarkan lari ke daeran timur. Sampai akhirnya sampai ke pulau Bali dan Lombok. Menurut saya, ini adalah sikap toleran walisongo terhadap masyarakat di Nusantara. Tidak ada pemaksaan dalam penyebaran Islam.

Menurut anda apa yang menjadi pertimbangan Walisongo?
Walisongo memang bermaksud mengenalkan dan mengajarkan Islam. Tetapi bukan lantas memaksakan diri dan agresif, apalagi sampai menghabisi siapa saja yang tidak menurutui keinginannya. Dia kenalkan ajarn Islam, masyarakat bebas memilih untuk menerima atau tidak. Walisongo membiarkan Hindu berkembang di pulau Bali.

Bagaimana sikap yang diambil Syarif Abdullah Ihya al Badri?
Yang saya tau, seandainya dia menginginkan kekuasan dan berambisi mengislamkan orang Bali, saat itu bisa. Karena dia sudah terlibat dalam keputusan-keputusan yang diambial kerjaan. Tetapi karena toleransinya sangat tinggi, dia menyerahkan kembali kekuasaan yang sudah dia terima kepada kerajaan Kerajaan Bali. Dia memilih jadi seorang penyebar Islam yang sederhana dan santun.

Kerajaan Bali terakhir apa?
Kerajaan Bali terkahir adalah Pamusukan

Saat ini masih dilestarikan?
Bekasnya masih ada. Tetapi lokasinya saat ini sudah menjadi hotel.

Kenapa bekas itu kemudian dirubah jadi hotel?
Saya sendiri kurang setuju dengan tindakan itu. Seperti yang saya katakan , ada budaya yang djual. Akhirnya kebablasan. Keraton, pura juga dijadikan komoditi.

Bapak optimis dengan perkembangan Muslim di Bali?
Yang kita lakukan hanya membangun kualitas umat Muslim di Bali. Dari kualitas pemeluknya, Islam akan bersinar dan disukai banyak pihak. Selebihnya itu terserah yang diatas. Apa lagi niat mengislamkan masyarakat Bali, itu bukan tujuan kita.

ALI ROMDHONI, dari Jembrana Lolohan Timur, Bali

Komentar

Unknown mengatakan…
kisah ini hanya di jembrana saja, bukan di bali. pada saat itu kerajaan yg berkuasa di bali ada di daerah timur bali. jembrana hanya kerajaan kecil. sekali lagi, ini tidak mewakili bali pada umunya.
Anonim mengatakan…
Mungkin terlalu naif mengatakan Walisongo toleran terhadap Hindu di belahan lain Pulau Jawa atau Bali. Masih ingat dengan erita Syeihk Siti Jenar? Yang penganut Islam saja dibunuh, terlebih non Islam "dibantai". Disebutkan dalam tulisan sebagian Hindu lari dari jawa ke bali tidak dikejar oleh Wali Songo
. Kenapa lari, bukankah yang lari karena takut? Orang takut pasti ada sebabnya, ya mau di bunuh. Nah jelas bila Wali Songo tidak toleran. Banyak kalangan sebutkan Wali Songo adalah westerling asal Cina sebelum yang asal Belanda datang ke Jawa. Kenapa saya bilang asal Cina, sebagian besar Wali adalah keturunan Cina, begitu yang saya baca.
Anonim mengatakan…
Super sekali bung!

Postingan Populer