al badri

AMANAT, Edisi 101/ Agustus 2004
Sejarah Masuknya Islam di Lolohan Timur
Oleh ALI ROMDHONI
Syarif Abdullah Ihya al Badri adalah nama yang selalu dikaitkan dengan peristiwa masuknya Islam di pulau Bali. Pasalnya dialah dialah yang kali pertama menegenalkan Islam kepada masyarakat bali, khususnya daerah Lolohan Timur. Dia seorang Muslim dari suku Bugis. Masyarakat Muslim Bali lebih mengenalnya dengan sebutan Syarif Tua. Makam pejuang Islam Bali ini ada di Lolohan Timur dan dirawat dengan baik oleh masyarakat setempat. Dia adalah seorang putra mahkota dari kerajaan Ternate. Syahdan, Weah Rakren, penguasa kerajaan Bali, meminta bantuan kepada masyarakat suku Bugis. Permohonan ini dikabulkan oleh pemimpin suku. Dikirimlah bala prajurit yang dipimpin oleh seorang Muslim yang alim, ialah Syarif Abdullah Ihya al Badri. Lambat laun masyarakat Bali lebih mengenalnya dengan sebutan Syarif tua. Berkat bantuan ini masyarakat Bali terbebas dari cengkraman penjajah Belanda. Dengan demikian masyarakat Bali dalam perlindungan Syarif Tua dan pasukannya. Selang beberapa tahun kemudian, Syarif tua sadar bahwa tujuan awalnya hanya membebaskan masyarakat Bali dari belenggu penjajah Belanda, bukan mencari kekuasaan. Oleh karenanya, ia memutuskan untuk mengembalikan Bali kepada masyarakat aslinya. Niat baik tersebut disambut gembira oleh masyarakat Bali. Sebagai ungkapan rasa kegembiraan, Syarif Tua, beserta para pengikutnya, diberi hadiah sebuah daerah bernama Lolohan. Mereka bebas menjalankan dan menyebarkan ajaran agama Islam, yang dibawa Syarif Tua dan bala tentaranya, di daerah tersebut, tanpa ada kekhawatiran diganggu atau diusik. Sampai saat ini, masyarakat Bali yang non Muslim, tidak berani mengusik kehidupan masyarakat Muslim di Lolohan Timur. Hal ini konon karena kesepakatan yang sudah dibuat oleh masyarakat bali waktu itu dengan Syarif Abdullah Ihya al Badri. Selain menguasai strategi melawan musuh, Syarif Abdullah Ihya al Badri juga pandai dalam hal agama dan pemerintahan. Karena dia terlahir dari tengah-tengah keluarga raja, yang dituntut untuk menguasai strategi ilmu peperangan. Namun dalam kehidupan sehari-hari, dia dikenal sebagai seorang ahli tasawwuf yang alim serta tidak cinta terhadap kehidupan dunia. Syarif Abdullah Ihya al Badri dikenal oleh kawan dan lawannya, sebagai pribadi yang santun dan menghormati hak orang lain. Karena itu dalam mengenalkan Islam dia sangat bijak dan tidak pernah memaksakan kehendak. Karena hal itu juga, sampai saat ini daerah Lolohan, terlebih bagian timur, menjadi kawasan pemukiman Muslim terbesar di Bali. Tumbuh suburnya Islam di tempat ini tidak lepas dari usaha kerasnya, yang dengan sabar dan arif, bergaul dengan masyarakat yang notabene berbeda keyakinan. Tetapi dengan niat yang ihlas dan benar usaha itu tidak sia-sia. Srarif tua tidak ingin dalam sekejap Islam menjadi agama orang Bali. Dengan sikap tolerannya, dia membiarkan masyarakat Bali memilih agama yang menurutnya benar. Langkah juang Syarif Tua pun dilanjutkan generasinya. Sampai sekarang. Sikap toleran dan hormatnya menjadi pegangan generasi Islam sesudahnya, untuk tetap mengibar dan harumkan Islam di Pulau yang beribu kota di Denpasar itu.
ALI ROMDHONI
Budayawan

Komentar

Postingan Populer